Menara.co.id, Indragiri Hulu- Siapa yang tidak mengenal sosok Manahara Napitupulu, SH,MH yang disapa dengan sebutan pak Napit.
Dia pria berdarah Batak dan sekarang aktif sebagai anggota DPRD di Provinsi Riau setelah berhasil meniti karir politik sebagai anggota legislator dua priode di badan legislatif Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sejak 15 tahun silam.
Putra kelahiran Sumatera Utara ini jiwa nasionalismenya telah teruji dan tidak membedakan suku, etnis, agama, golongan dan ras. Baik itu suku jawa, chaines, minang, batak, bugis dan terlebih melayu yang sudah mengakar di Inhu, Kuansing dan Riau umumnya bagi Manahara dekat tampa ada jarak perbedaan.
“Indahnya perbedaan di negara bhineka tunggal Ika adalah tabiat saya, bak lirik pepatah Melayu berkata Kapak bukan sembarang Kapak, Kapak Pembelah Kayu. Batak bukan sembarang Batak, tapi Batak sudah menyatu dengan Melayu” ujar Manahara saat memulai bincang ringan dengan Menara.co.id, Kamis (9/3)
“Sedari dulu saya terus turun ke desa manyatu pada semua etnis, agama dan golongan di dua kabupaten Inhu dan Kuansing untuk konsolidasi terhadap konstituen di level masyarakat, terutama akar rumput,” sambung Politikus partai Demokrat itu ringan.
Dikatakan turun ke desa dan saling berangkulan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kehidupan ini sebagai wakil rakyat sejati sehingga terjadi sharing sekaligus menyerap aspirasi warga yang positif untuk pembangunan negeri yang lebih maju kedepan.
“Terjun langsung dan menyatu dengan masyarakat selain untuk memahami keinginan masyarakat, juga pengabdian sebagai legislator harus mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pembangunan daerah, hal itu telah dilakukan sepanjang 15 tahun berjalan” jelasnya
Legislator harus hadir di tengah masyarakat dan berdampak terutama untuk mencari solusi yang terbaik terhadap kebutuhan rill masyarakat yang dinamis.
“Sehingga kualitas pembangunan di Riau yang meliputi daerah kabupaten/ kota tercapai. Terlebih mengawal kebijakan pemerintah daerah penting agar secara keseluruhan di Riau inflasi yang trending sekarang tetap terjaga dan dapat dikendalikan,” tandasnya
Banyak hal kebutuhan pembangunan masyarakat di Inhu dan Kuansing yang di suarakan selama lima tahun terakhir, dan sebahagian besarnya telah terealisasi.
“Mulai dari pengalokasian anggaran APBD Riau untuk perbaikan infrastruktur ruas jalan provinsi di Inhu dan Kuansing terutama jalan rusak trans lintas tengah Inhu- Kuansing, lintas selatan yang sudah diagendakan pada reses masa persidangan ke II tahun 2021 dan 2022 lalu direalisir berlanjut ke tahun anggaran 2023 ini”, jelas Manahara
Selain infrastrukur jalan provinsi juga menyangkut sumber daya alam yang potensial terus dijejaki soal sejauh mana azas manfaatnya terhadap warga sekitar menjadi hal penting untuk realisasikan segera.
Alokasi dana pembangunan jalan lorong untuk sarana jalan bagi warga yang padat penduduk telah diperjuangkan dan direalisasikan di tahun 2022 walau sisitim bertahap dan tahun 2023 ini harus di genjot lagi sesuai kebutuhan masyarakat.
“Bahkan upaya untuk mendorong percepatan pembangunan pada pertumbuhan sektor ekonomi mikro dan makro, sosial budaya, agama, pendidikan dan kesehatan lainnya di Inhu dan Kuansing sekarang terus di gesa dan menjadi bahagian tanggungjawab legislator memperjuangkan di Provinsi di 2023 ini”, pungkas Manahara. (Tamb/Jos/Fs)