Menara.co.id I Pekanbaru – Kejaksaan Tinggi Riau yang diwakili oleh Kepala Seksi Pertimbangan Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Riau Rully Affandi, SH., MH menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di daerah yang membahas tentang Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2023 yang di taja langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D, Senin (9/1) di Balai Serindit Aula Gubernuran Provinsi Riau, Kota Pekanbaru.
“Dalam Rapat Koordinasi tersebut dilakukan secara virtual dengan melibatkan pimpinan daerah se-Indonesia guna untuk membahas tentang langkah konkret pengendalian inflasi di daerah pada Tahun 2023 yang mana Rapat Koordinasi ini merupakan pertemuan rutin yang dilakukan setiap minggu sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia,” dikutip dari rilis pers Kasipenkum Kejati Riau, Senin (9/1).
Terlihat pada rapat koordinasi ini dihadiri oleh Gubernur Riau H. Syamsuar, M. Si, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ir. S. F. Hariyanto, M.T, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Riau H. M. Job Kurniawan, SAP, M.Si, Asisten III Bidang Administrasi Umum Provinsi Riau H. Joni Irwan, SH, MH, Kasi Pertimbangan Hukum bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Rully Affandi, SH., MH, Korem 031/WB diwakili Kasi Ren Kasrem 031/WB Kol Inf Sipahutar dan Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Riau Muhammad Nur.
Dalam arahannya Mendagri RI menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak/Ibu semua yang telah konsisten hadir dalam kegiatan yang kita lakukan setiap Minggu-nya. Dan menyampaikan Perkembangan Inflasi Indonesia Pada bulan Desember 2022 yang mana Inflasi tahun ke tahun dan kalender sebesar 5,51% sedangkan inflasi bulan ke bulan sebesar 0,66%.
“Dan pada kesempatan kali ini kita akan mendengar kan langsung dari Kepala BPS tentang grafik Inflasi yang terjadi di Indonesia dan dilanjutkan dengan Kepala Bappenas RI diwakili Deputi I Bappenas RI”, kata Tito.
Dilanjutkannya menyampaikan dengan ini saya meminta kepada Bapak Sibuk Kepala Daerah agar dapat mengontrol dan Memperbaiki Nilai Inflasi yg terjadi di Provinsi atau daerah masing-masing.
“Untuk harga komuditas sembako agar semua Kadis Perindag untuk cepat berkordinasi dengan Bulog agar bisa mengecek jumlah dan stock Beras di Gudang dan ketersediaan Beras di pasaran agar tetap stabil harga nya”, urainya.
Dan untuk Harga Cabe Rawit yang saat ini sedang melonjak dan Harga Bawang Merah juga mengalami kenaikan maka saya mengintruksikan agar seluruh Gubernur untuk membuat suatu gerakan menanam pada masyarakat untuk menekan inflasi yang terjadi di Indonesia.
Pada kesempatan itu Kepala Bappenas RI Diwakili Deputi I Bappenas menyampaikan sebagai beberapa hal sebagai berikut bahwa kondisi Global sepanjang tahun 2022 dimana catatan peristiwa global sepanjang 2022 yaitu Pada bukan Januari 2022 ada nya Kelangkaan Minyak Goreng di Indonesia yang mana ini memicu naik nya Inflasi di Indonesia.
Kemudian pada bulan April 2022 adanya Kenaikan Avtur yang mana terjadinya kenaikan harga tarif angkutan Udara di Indonesia.
“Dimana jumlah Inflasi yg terbesar di indonesia yg sangat mempengaruhi yaitu pada Inflasi Makan,Minum dan Tembakau. Yang menempati posisi 1 yg nilai inflasi nya sebesar 5,51 % dan andil Inflasi nya 5,51 %,” sebutnya.
Untuk posisi kedua di tempatkan oleh Pakaian dan Alas Kaki dan dilanjutkan oleh Perumahan,Listrik,Air dan Bahan Bakar Rumah Tangga.
“Sebaran inflasi komponen harga diatur pemerintah tahun 2022 yaitu untuk posisi pertama berada di Kota Bau-bau (24,05%). Potensi Inflasi Januari 2023 sampai Minggu Ke I ada di Telur Ayam Ras yg jumlah tertinggi masih di nilai 206, dan yg mau menaik yaitu pada harga Cabe Rawit di Nilai Inflasi 42”, imbuh Deputi
Upaya pengendalian harga komoditas yg dilakukan yaitu Memperkuat pengelolaan stock terutama pada komuditas valatile foods, menjaga ketersediaan komuditas pangan yang dihasilkan dari luar daerah melalui kerjasama pengadaan pasokan antar provinsi.
“Menciptakan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan Import bahan pangan dengan menciptakan barang Subtitusinya”, jelasnya.
Sedangkan Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan beberapa hal yaitu Penyebab terjadi nya Inflasi di Provinsi Riau Pada bulan Desember yaitu pada Cabe merah.
“Dimana saat ini kami sudah melakukan gerakan Penanaman Cabe baik kepada Masyarakat dan ASN untuk menekan harga dan Inflasi yg terjadi di Provinsi Riau”, ungkap Syamsuar.
Yang kedua Faktor Curah Hujan, yang terjadi di Provinsi Riau yg mempengaruhi tingginya Inflasi di Riau.
“Kami di Riau ikut memepran sertakan Bumdes untuk membantu Para Petani di seluruh wilayah Provinsi Riau dan kami juga telah melakukan Gerakan Tanam Cabe di Kab/Kota Se Provinsi Riau untuk menjaga Pasokan Cabe di Provinsi Riau dan untuk mengurangi Kebutuhan Cabe di Pasar krna Masyarakat sudah memiliki lahan Cabe sendiri”, jelasnya lagi.
Selanjutnya kami akan memaksimalkan semua Inflasi yg terjadi di Riau sebelum Riau memasuki Musim Penghujan. Yang mana kita juga sudah mengintruksikan kepada para petani agar dapat mengsiasati ketika masuk musim hujan nanti.
“Dan dalam penutup disampaikan Gubernur agar kita juga menyampaikan kepada petani nanti untuk beras yg Kualitas Premium agar tidak dijual keluar, jadi untuk beras Premium agar dipasarkan untuk Masyarakat Riau pada umumnya”, lanjutnya.
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah membahas tentang Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2023 mengikuti secara ketat protokol kesehatan (prokes). (Tamb)